Danau Tiga Warna Kelimutu
Kedudukan geografis Secara geografis kawasan Taman Nasional Kelimutu terletak diantara 8˚43̉’ 21” – 8˚48̉’ 24” LS dan 121˚44̉’ 24” – 121˚50̉’ 15” BT. Luas Taman Nasional Kelimutu 5.356,50 Ha memiliki garis batas total sepanjang 48.423,33 m terdiri dari 241 pal batas hutan kawasan yang membatasi badan taman nasional dengan 24 desa di 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Ende (Rekosntruksi Batas Kawasan Taman Nasional Kelimutu Kelompok Hutan Sokoria (RTK. 52) Wilayah Kabupaten Ende Prov. Nusa Tenggara Timur-Badan Pemantapan Kawasan Hutan Wil. VIII Denpasar-Desember 2006). Keadaan alam Kawasan wisata Danau Kelimutu merupakan daerah lembah dan dataran pegunungan dengan bukit-bukit besar. Udara atau penghawaan di kawasan ini sejuk dan cukup dingin pada saat sore hari terdapat kabut asap yang menutupi area ini apalagi jika musim penghujan. Pemandangan di kawasan itu sangat mempesona. Kabut putih tebal yang bergerak perlahan menutupi puncak Gunung Kelimutu (kurang lebih 1.640 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu pemandangan yang sangat khas di sekitar tiga danau berwarna di atas puncak gunung. Cara Menuju Danau Kelimutu Cara pencapaian lokasi menggunakan pesawat terbang Kupang-Ende selama sekitar 40 menit atau Bima – Ende selama sekitar 90 menit. Selanjutnya dari Ende ke desa Moni sekitar 93 km (± 3 jam). Kemudian ke Puncak Danau Kelimutu berjalan kaki sekitar 2,5 jam, Kelimutu termasuk wilayah Kabupaten Ende dan untuk naik ke puncak Kelimutu harus dilakukan dini hari pukul 03.00 WITA, karena pada pukul 10.00 WITA biasanya cuaca puncak danau sudah berkabut. Untuk mencapai puncak Danau Kelimutu adalah 14 km dari tempat penginapan (homestay/bungalow), dengan memakai kendaraan bermotor disambung dengan berjalan kaki. Kebutuhan daya listrik pada kawasan ini diperoleh dari sumber daya listrik PLN. Air bersih untuk kebutuhan sehari-hari diperoleh dari sumber mata air yang terdapat pada kaki Gunung Kelimutu dan juga PDAM. Air yang dikeluarkan sangat jernih dan terasa dingin dan mengalir dengan deras
Pemerintah Kabupaten Ende telah merencanakan untuk mengembangkan suatu area agrowisata di dekat kawasan ini. Disamping dibutuhkan kehati-hatian dalam perencanaan, pengembangan dan penataan kawasan ini, keberadaan dari lembah dataran tinggi yang sangat cantik ini sangatlah bergantung pada efektivitas dari konservasi kawasan hutan di sekitar area ini. Karakter arsitektur kawasan wisata digunakan perencanaan wisata dengan pendekatan alam agro. Peruntukan bangunan buatan / binaan (pelengkap obyek) sedapat mungkin diminimalkan. Fungsi utama diarahkan pada kegiatan parawisata, pertanian tanaman pangan dataran tinggi, jasa, sementara fungsi penunjang adalak sub-sektor tanaman perkebunan.