Kampung Praijing
Kampung Praijing terletak di atas sebuah bukit di dekat Kota Waikabubak, tepatnya berada di desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Kampung Praijing dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari Kota Waikabubak kurang lebih 8 km atau jika ditempuh dengan kendaraan akan memakan waktu sekitar 25 menit.
Ketika memasuki Kampung, anda akan melihat rumah – rumah adat yang terbuat dari kayu serta beratapkan alang – alang. Di depan kampung terdapat susunan tanduk kerbau dan kerangka gigi babi yang merupakan simbol status sosial masyarakat setempat. Semakin banyak tanduk kerbau, maka semakin banyak pula hajat yang dilakukan oleh sang pemilik rumah. Ketika siang hari, suasana kampung tampak sepi. Dimana, hanya terdapat beberapa wanita yang duduk sambil menenun dengan peralatan tradisional di depan rumah. Biasanya siang hari orang kampung akan keluar bekerja ke ladang dan akan kembali ke Kampung Sore Hari.
Masyarakat yang mendiami Kampung Praiijing adalah orang Marapu, yaitu suatu kepercayaan terhadap nenek moyang. Hal ini terlihat dari bentuk rumah adat, kuburan batu dan struktur perkampungan serta ukiran mereka. Rumah adat dibedakan menjadi tiga bagian antara lain Lei Bangun (kolong rumah) sebagai tempat memlihara ternak, Rongu Uma (tingkat kedua) untuk tempat tinggal sedangkan Uma Daluku (menara atau loteng) digunakan sebagai tempat menyimpan bahan makanan dan alat pusaka. Pada bagian atap rumah dilengkapi dengan semacam tiang berukir yang digunakan sebagai pintu pembeda antara pintu lelaki dan pintu perempuan. Biasanya pintu lelaki digunakan oleh kepala rumah tangga atau ayah untuk masuk ke dalam rumah. Sedangkan pintu perempuan digunakan untuk ibu yang akan pergi ke pasar.