Kampung Ratenggaro
Pulau sumba adalah pulau di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau ini terdiri dari empat kabupaten: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur. Setiap kabupaten memiliki atap menara dengan ketinggian yang berbeda-beda, namun yang paling tinggi dimiliki oleh Kampung Ratenggaro yang terletak di Sumba Barat Daya yang letaknya di pinggir pantai.
Kampung Ratenggaro disebut juga Desa Seribu Menara karena dari tepi pantai terlihat atap-atap menara yang menjulang tinggi.
Atap Struktur atap sumba di kampung Ratenggaro memiliki 7 lapis gording sebagai simbol 7 lapis langit yang melambangkan keterbukaan terhadap Tuhan. Balok utama (ring balok/ gording pertama) menggunakan balok kayu kelapa, sedangkan jurai dan balok-balok pembagi (gording dan kaso) menggunakan bambu utuh. Struktur ruang didalamnya terdiri dari 6 tingkatan yang berfungsi sebagai loteng utama. Ring balok dan gording pertama/murpalat menggunakan balok kayu kelapa. Jurai dan balok pembagi berfungsi sebagai gording dan kaso yang menggunakan bambu utuh.
Rangka atap menara berdiri diatas empat buah kolom utama. Sedangkan rangka atap jurai berhubungan dengan konstruksi menara yang pada pengakhirannya ditopang oleh kolom-kolom dari kayu dolken.
Kolom dan Dinding Struktur rumah adat sumba pada umumnya, terdiri dari 4 (empat) buah kolom utama (dapa koko pongga). Kolom tersebut menopang konstruksi atap menara. Kolom-kolom lainnya menopang atap jurai. Kolom tersebut terbuat dari pokok kayu utuh/dolken yang sekaligus berfungsi sebagai pondasi. Kolom utama terbuat dari pokok kayu kadiambil. Kolom-kolom penopang atap jurai terbuat dari kayu biasa (tidak harus kayu kadiambil). Kolom-kolom tersebut berdiri langsung diatas tanah atau hanya ditanam 50 cm kedalam tanah, kemudian diurung batu cadas.
Konstruksi dinding umumnya terbuat dari bambu dan kayu, namun di Sumba barat konstruksi dinding umumnya menggunakan bambu. Dinding di ratenggaro terbuat dari bambu utuh yang disusun mendatar /horisontal. Hubungan antar dinding dan pasak/ dilubangi melalui sebuah bambu dengan jarak interval ± 150 cm. Pemasangan dinding bambu dengan tiang bambu, yang berfungsi sebagai kolom praktis, dilakukan dengan cara diikat dengan tali yang terbuat dari akar gantung pohon (kahikara) yang didapat dari hutan. Dinding rumah di Ratenggaro tidak dilengkapi jendela. Udara masuk melalui kisi-kisi bambu yang digunakan pada dinding dan lantai rumah. Setiap 2 meter dinding diberi kolom praktis (vertikal) bambu yang diikat di bambu horisontalnya.
Lantai Pembalokan Lantai rumah adat di pulau Sumba terdiri dari balok anak dan balok induk yang menggunakan material kayu. Pada bagian atasnya ditutup dengan susunan bambu yang berfungsi sebagai penutup lantai. Ketinggian teras Rumah ± 100 cm dari permukaan tanah datar, sehingga dibutuhkan beberapa anak tangga yang juga terbuat dari bambu untuk mencapai lantai. Ketinggian teras kedalam rumah ± 30 cm. Pembalokan ditumpangkan pada kolom. Hubungan kolom dengan balok diikat dengan akar gantung. Kolom dan balok lantai terbuat dari kayu dolken.