Bajawa adalah salah kota di Pulau Flores. Kota Bajawa terkenal dengan suhu udaranya yang sangat dingin. Bajawa merupakan Ibukota dari Kabupaten Ngada tepatnya berada di tengah Pulau Flores. Kota dengan luas 1.277.81 km2 ini dihuni oleh 44,000 jiwa. Kota bajawa dirintis oleh penjajah Belanda pada tahun Pada tahun 1907 di bawah pimpinan Kapiten Christoffel. Pada 27 Agustus 1907, pasukan Christoffel mulai melakukan agresi militer ke wilayah Ngada. Sesudah pertempuran di Rowa, Sara, Mangulewa dan Rakalaba, pada 12 September 1907 Bajawa menyerah. Di Bajawa pasukan Belanda menempati lokasi di pinggir kali Waewoki (sekitar rumah potong hewan sekarang) karena dekat mata air Waemude sebagai sumber air minum. Dalam waktu 3 bulan pasukan Christoffel berhasil menguasai seluruh wilayah Ngada dan selanjutnya pada 10 Desember 1907 seluruh wilayah Manggarai dikuasainya.
Belanda mulai mengatur pemerintahan yang pada mulanya bersifat militer di bawah pejabat militer yang disebut “ Gezaghebber ”, kemudian bersifat sipil di bawah pejabat sipil yang disebut “ Controleur ”. Kapiten Spruijt yang menggantikan Christoffel diangkat sebagai Gezaghebber Ende, van Suchtelen menjadi Gezaghebber Lio, dan Couvreur menjadi Gezaghebber mulai dari wilayah Nangapanda, Ngada, sampai Manggarai.
Pada tahun 1912 Misionaris Jesuit di Larantuka melalui Panitia Persekolahan Flores ( School Vereniging Flores ) yang baru dibentuk, mengirimkan seorang guru bernama Johanes Patipeilohy dan pada tahun yang sama membuka sekolah rakyat yang pertama untuk Onder Afdeling Ngada dengan nama Sekolah Rakyat Katolik Bajawa. Sekolah pertama ini menggunakan gedung yang sekarang ini menjadi Kantor PWRI di Jalan Gajah Mada. Pada tahun 1915 datang lagi dari Larantuka seorang guru bernama Markus Fernandez. Kedua guru tersebut sekaligus menjadi Misionaris Awam Katolik pertama untuk Bajawa. Selain terkenal dengan suhu udaranya yang dingin karena berada di ketinggian 1,000 meter diatas permukaan laut, Kota Bajawa juga terkenal dengan Kopi Bajawanya yang mulai mendunia. Dimana masyarakat local di sini bermata pencaharian sebagai petani, salah satunya produknya adalah Kopi. Dalam setahun mereka akan memanen Kopi sekali kemudian di jual ke pengepul atau disimpan untuk stok konsumsi. Cadangan atau stok ini sangat diperlukan karena orang bajawa sering melakukan hajatan sehingga kopi itu biasa di gunakan untuk menjamu tamu atau digunakan sebagai oleh – oleh apabila keluarga mereka hendak berkunjung.